Alasan Beitar Jerusalem Didepak Liga Eropa

Beitar Jerusalem

Bolaarena.com – Nama klub sepakbola Beitar Jerusalem baru-baru ini mencuat dan menjadi viral. Sayangnya, berita mencuatnya klub sepakbola ini bukan karena prestasinya namun karena tingkah laku para pemain dan suporternya. 

Saking parahnya, klub ini sampai di banned dari sepak bola Eropa. Berikut ini beberapa alasan kenapa Beitar Jerusalem sampai di banned dari sepak bola Eropa. 

Read More

Awal Mula Beitar Jerusalem Dibanned dari Sepak Bola Eropa

Tragedi di banned-nya Beitar Jerusalem dari sepak bola Eropa berawal saat klub ini melawan Netanya. Pertandingan tersebut memang dimenangkan oleh Beitar Jerusalem dengan skor 3-0. Namun, dari situlah tragedi terjadi. 

Para penggemar garis keras yang tidak sabar langsung merangsek masuk ke lapangan. Padahal saat itu, Presiden Isaac Herzog tengah mengalungkan medali kepada para pemain. Akibat insiden ini, Isaac Herzog langsung dilarikan keluar lapangan dengan pengawalan sangat ketat. Alhasil, pihak federasi memutuskan untuk membanned Beitar Jerusalem dari Liga Eropa. 

Buntut Dari Insiden Kemenangan Beitar Jerusalem 

Buntut dari insiden suporter Beitar Jerusalem tersebut memang terbilang cukup serius. Pasalnya, Beitar Jerusalem tidak diperbolehkan bermain di Liga Eropa selama 1 tahun. Selain itu, pihak klub juga masih harus membayar denda sebesar NIS 70.000 atau setara $18.720. 

Tidak hanya itu, federasi juga memutuskan untuk mengurangi tiga poin dalam pertandingan mereka di liga tahun depan.  Berikut ini beberapa alasan lain yang membuat pihak federasi semakin yakin untuk mendepak Beitar Jerusalem dari Liga Eropa. 

Klub Paling Rasis 

Rasis menjadi makanan sehari-hari di klub ini. Penggemar sepak bola tahu bahwa klub ini punya kedekatan hubungan dengan sayap kiri Israel. Bahkan, klub ini terang-terangan membela zionis. Salah satu contohnya saat manajemen klub memutuskan untuk meminjam dua pemain, yaitu Zaur dan Szhabrail Kadaev. 

Kedua pemain ini adalah keturunan muslim. Melihat hal ini, fans Beitar Jerusalem garis keras langsung melakukan aksi penolakan. Sumbangan gol dari kedua pemain ini sepertinya tidak menggoyahkan keputusan fans. Mereka tetap melantunkan nyanyian rasis saat kedua pemain ini diturunkan ke lapangan. 

Suporter Rasis Garis Keras 

Suporter mereka yang berjuluk La Familia menjadi suporter garis keras dan paling rasis. Selain menolak dua pemain pinjaman berdarah muslim, mereka juga hanya menerima pemain berdarah Israel. 

Parahnya, para suporter fanatik ini berani melontarkan kata-kata kasar, hinaan, bahkan ancaman pembunuhan kepada pemain yang mereka tolak keberadaannya di klub. Contoh lain adalah tindakan rasis yang dilontarkan kepada pemainnya Ali Mohamed. Walaupun sebenarnya pemain ini beragama Kristen, namun para fans tetap melakukan penghinaan hanya karena namanya berbau Islam. 

Sering Meneriakkan Kata dan Nyanyian Bernada Rasis 

Kata-kata seperti “Perang! Perang!” atau death to the Arabs akan sangat sering terdengar di tribun penonton saat Beitar Jerusalem bertanding. Bahkan, para fans garis keras tersebut sampai berani melakukan hinaan terhadap Nabi Muhammad.  

Fans yang Terlalu Nekat dan Berbahaya 

Liga Eropa juga membanned klub ini karena fans yang terlalu nekat dan berbahaya. Para fans bahkan tidak takut dengan sanksi yang diberikan oleh pihak federasi. Misalnya saja saat federasi menutup stadion Beitar untuk para fans. 

Alih-alih melakukan introspeksi dan menurunkan tensi, fans klub ini justru melakukan aksi pembakaran kantor federasi. Tidak hanya cukup di situ saja, mereka juga melakukan pengecatan bertuliskan akronim klub. Bahkan, beberapa aksi berbahaya dilakukan walaupun tidak ada pertandingan.

Contohnya saja saat beberapa fans menyerang salah satu pekerja McDonalds hanya karena pekerja tersebut berkebangsaan Arab. Contoh lain adalah saat meninggalnya Icchak Rabin, perdana Menteri mereka. 

Saat itu, Icchak Rabin dibunuh oleh Yigal Amir. Salah satu alasannya adalah karena Rabin menandatangani perjanjian damai Israel dan Palestina. Alih-alih ikut mengheningkan cipta, para fans La Familia justru memuja Yigal Amir sang pembunuh. 

Sering Menjadi Pemicu Kerusuhan Antar Suporter 

Dengan adanya fans garis keras, tidak bisa dielakkan kalau suporter ini sering menjadi pemicu kerusuhan. Misalnya saat Beitar Jerusalem berhadapan dengan Bnei Sakhnin. Bnei Sakhnin dikenal juga memiliki fans yang fanatik asal Palestina. 

Saat pertandingan tersebut, fans Bnei Sakhnin mengatakan akan membela Al Aqsa dengan jiwa dan raga hingga membentangkan bendera Palestina. Melihat hal tersebut, suporter La Familia langsung tersulut dan mulai mengeluarkan kalimat cacian. 

Hal ini akhirnya memicu kerusuhan antar suporter. Bahkan, diberitakan jika polis Israel justru menyerang suporter Sakhnin saat mereka meninggalkan stadion. 

Sepak bola adalah olahraga yang seharusnya menyatukan perbedaan yang ada. Tapi sepertinya hal ini tidak berlaku untuk Beitar Jerusalem. Mereka sepertinya justru mendapatkan kesempatan untuk berbuat rasis dengan media sepak bola. 

Melihat sederet reputasi pemain dan suporter, tidak heran jika Beitar Jerusalem menjadi musuh beberapa klub lain hingga federasi liga Eropa sendiri. Bahkan, karena perangai mereka, Menteri pertahanan Benny Gantz menyarankan agar klub Beitar Jerusalem dan suporter dicap sebagai kelompok teroris.  

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *