Bolaarena.com – Kai Havertz diwartakan sesaat lagi bakal resmi menjadi pemain Arsenal, setelah The Gunners mengamankan kesepakatan 65 juta poundsterling. Namun, di Arsenal, Havertz tampaknya akan ditantang memainkan peran berbeda. Lantas, bagaimana Havertz bakal berperan di Emirates Stadium?
Alasan Arsenal Berani Beli Havertz
Saga transfer Kai Havertz tampaknya akan segera berakhir, dengan sang pemain bakal berlabuh di Arsenal. Havertz adalah satu dari sekian pemain yang akan dibuang Chelsea. Termasuk sejumlah nama seperti Ziyech, Kante dan Koulibaly yang terbang ke Arab Saudi.
Selama berkarir di Chelsea, Havertz telah gagal memenuhi ekspektasi fans, walau beberapa kali ia menjadi penentu di momen penting. Misalnya pada final Liga Champions 2021, di mana gol semata wayangnya antarkan The Blues juarai UCL untuk kali ke-2.
Namun, kalau berbicara soal fakta di atas lapangan, Havertz bukanlah pemain yang gagal. Kontribusinya untuk permainan Chelsea bisa dibilang bagus, bahkan lebih baik dari para penyerang The Blues lainnya. Walau bukan penyerang sejati, Havertz benar-benar menghayati peran barunya.
Inilah alasan mengapa Arsenal tidak keberatan menebus mahar yang diekspektasikan Chelsea, berada di angka 65 juta poundsterling. Arteta bilang, harga tersebut sesuai dengan bakat dan potensinya. Jelas, Arteta mengatakan fakta yang memang demikian adanya.
Peran Apa di Arsenal?
Di dua klub berbeda, Havertz memainkan dua peran yang agaknya bertolak belakang. Misalnya di Leverkusen. Havertz adalah seorang gelandang, memainkan peran mayoritas sebagai nomor 10 atau gelandang serang. Kendati demikian, peran ini mampu mengeluarkan potensi terbaiknya.
Produktivitas gol Havertz ternyata membuat pelatih-pelatih Chelsea bereksperimen memberinya peran berbeda. Havertz lebih sering diplot sebagai seorang penyerang tengah di London Barat. Menggantikan peran para striker murni Chelsea yang rata-rata mandul di depan gawang.
Kendati demikian, peran Havertz bukanlah sebagai seorang nomor 9, selayaknya peran ideal penyerang tengah. Havertz ditempatkan di depan lebih sebagai false nine. Tugasnya tidak Cuma stay di kotak penalti. Tapi terkadang mundur untuk menarik bek lawan.
Problemnya, di Arsenal nanti, peran yang dimainkan Havertz sudah menjadi milik Gabriel Jesus. Praktis, hal ini membuat Havertz harus mengambil peran lain dalam skuad besutan Mikel Arteta. Lalu, seperti apa peran yang cocok buat eks Leverkusen bersama Meriam London?
Potensi terbaik Havertz akan keluar ketika ia dimainkan di tengah, seperti yang sudah disebutkan, bukan jauh di depan. Faktor terpentingnya adalah memberikan Havertz daya jelajah yang luas. Dengan demikian, sisi kreatifnya sebagai seorang playmaker akan muncul.
Praktis, peran sebagai penyerang tengah, selayaknya di Chelsea, tidak akan bisa diambil Havertz di Arsenal. Mengetahui fakta peran itu adalah milik Gabriel Jesus. Yang tersisa adalah peran sebagai gelandang. Entah di pos gelandang serang, ataupun gelandang nomor 8.
Suksesor Xhaka, Pelapis Jesus dan Odegaard
Arteta, kalau melihat histori pembeliannya adalah pelatih yang suka versatility, alias pemain serba bisa. Jesus dan Trossard menjadi bukti akan hal itu. Sekarang, Havertz memenuhi kriteria tersebut, sehingga Arteta bisa menempatkanya secara fleksibel.
Ekspektasi paling mungkin buat Havertz sepertinya adalah memainkan peran Granit Xhaka yang dipastikan bakal hengkang. Artinya, Havertz akan berperan sebagai pemain nomor 8. Sebuah peran baru lagi, dan akan membuatnya menjajal tiga peran berbeda di tiga klub berbeda.
Segi positifnya, Arsenal bakal punya daya dobrak yang lebih, memanfaatkan kreativitas Havertz. Di samping itu, Havertz juga akan memberi banyak opsi, dengan daya jelajah, serta pergerakan tanpa bolanya yang apik.
PR nya kini adalah bagaimana Arteta bisa memaksimalkan kemampuan defensive Havertz, yang tidak sebaik Xhaka. Tapi ini tidak menjadi masalah, karena Arsenal sudah punya Jorginho. Jorginho akan punya cover area yang lebih lebar, karena ia akan berperan sendirian sebagai DMF.
Apabila tidak digunakan sebagai pemain nomor 8 pun, Havertz masih bisa memainkan peran lainnya. Sebagai contoh, Havertz bisa menjadi opsi rotasi untuk Gabriel Jesus, mengingat ia bisa bermain di posisi eks Man City.
Selebihnya, Havertz bisa bermain sebagai rotasi Martin Odegaard, kalau-kalau sang pemain harus diistirahatkan. Intinya, ada beberapa peran yang bisa dimainkan Havertz di Arsenal. Karena dengan fleksibilitasnya, Arteta tidak perlu stuck pada pakem tertentu untuk Havertz.